Gajahpun Menangis , Pemerintah tidak punya hati, kisah kelam pengusiran petani Sumberjaya Lampung barat 1995



                                            Sumber gambar

Penduduk yang pertama kali datang ke Sumberjaya adalah Suku Semendo yang menempati daerah sukaraya tahun 1889 (kuswoyo,, Siti Nurbaya dll).   Pada tahun 1951 ada tranmigrasi bahasa belandanya kolonisasi, meniru bahasa eropa pada saat bangsa eropap menduduki benuar amerika, Australia , Selandia baru dengan merampas hak-hak rayat yang lebih lama menghuni.  Transmigrasi tahun 1951 resmi program pemerintah melalui BRN,  bahkan diresimkan oleh Soekarno dan Hatta pada tahun 1952.   


Periode berikutnya banyak masuk transmigran mandiri dari Jawabarat dan Jawa setalah mendengar kesuburun tanah lampung,  cerita berantai , transmigran yang pulang dari Lampung mengabarkan ke sanak Saudara tempat penghidupan baru setelah dijawa lahan semakin sulit atau hanya menjadi buruh tani.
Pesatnya pertumbuhan penduduk SUmberjaya membuat areal perkebunan semakin meluas, kondisi ini membuat Jakarta galau, dinas kehutanan resah, padahal sbelumnya banyak juga izin tebang dan garaap sudah dikeluarkan.

Kampung Kami dikelinggi bukit barisan , kemanapun  mata tertuju yang Nampak indahnya bukit . Bukit dalam bahasa Indonesia adaalah gunung dan gungnya berbaris-barbaris maka disebut bukit barisan.
Dibaliknya indah bukit yanga indah, dibawahnya banyak terkandung tambang emas. Yang sudah dietambang sejak zaman Belanda, ada dipadang, Jambi danSuoh baru ditemukan tambang emas.
Dibukit barisan terutama ditaman nasional banyak gajah liar , sementara untuk konservasi gajah di Lampung terkonsentarsi di Wakambas.

Gajah  pada dasarnya hewan baik, jarang sekali mengangu kehidupan manusia, kecuali habitatnya terganggu.   Gajah mempunyai emosi, rasa dan kasih sayang dan hidup berkelompok . Anak-anak gajah akan berada ditengah pada saat jalan sehingga aman dari nganguan binatang Buas.

Pengunaan gajah untuk membantu kehidupan manusia sudah terjadi sejak abad sebelum mase
hi, bahkan dalam sejarah Islam pasukan Gajah Abraha yang ingin menghancurkan kabah  membuat ciut kaum quraish mekah, hanya dengan kekuasaan Alllahlah kemudian turun pasukan langit yang terkenal dengan burung ababil (surat Alpil). (Alquran)

Dalam kisah mahabrata, perang antara pusaka Kurawa dan pandawa juga tercatat pengunaan gajah, begitu juga  perang penaklukan Alexander Agung  ke India, harus berhadapan dengan Pasukan gajah yang membuat ciut pasukan Alexander agung dan akhirnya terjadi pemberontakan oleh pasukannya (326SM yang mengagalka ambisi ALexander  Agung.

Bayangkan oleh kita gajah yang begitu besar  gagah, bahkan salah satu alat perang dari masa-kemasa digunakan untuk menakuti dan menghancurkan mental masyarakat Sumberjaya, yang dsaarnya sudah lemah dan hidup mereka hanya bertani, tak ada senjata pula untuk mealwanan pasukan  pemerintah dengan pasukan gajahnya. .

Cara jitu pemerintah ORdebaru  sangat tepat, apalagi dalam legenda masyarakat tradisonal gajah juga diartikan Sumber pengetahuan yang kita kenal dengan Ganesha yang sangat tekenal dalam epos Ramayana.
Apalagi saat pasukan gajah juga didukung oleh pasukan kuda,  2 pleton brimob, pasukan kehutanan (polhut) dan pasukan senso yang membawa mesin pemotong kayu.

Dari tiga pasukan yang  diturunkan oleh pemerintah, Pasukan senso menebangi pohon kopi masyarakat, polisi kehutanan dan Brimob salaing bahu membahu mengusir masyarakst  dengan senjata lengkap, persis seperti dalam keadaan perang, padahal yang mereka hadapi adalah saudaranya sendiri.
Sementara Pasukan Gajah disamping untuk menakuti, merobohkan dangau(rumah) rumah masyakarat yang ada  didalam hutan hutan “Negara”.

Kenapa negaranya pakai tanda kutip, itu untuk menunjukan bahwa Indonesia pada masa orde baru seperti bukan sebuah Negara, karena mereka tidak mengangap ada rakyatnya, jadi apabenanya pemerintah dan penjajah,  kalau penjajah Beland asaja di Lampung berani mencabut keputusan dalam penetapan system tata batas dan menghapuskan marga pada tahuan 1900 an, tapi karena system ini gagal akhirnya kembali berlaku system marga, sementara pemerintah Indonesia sejak dari zaman Soekarno sampai pemerintah SOeharto kurang arip dan bijak rerhadad budaya local.

Pengusiran yang tanpa perlawanan, diawali dari unjuk pasukan dari Ibukota Kecamatan Sumberjanya, melintasi desa Tribudisukur, Purajaya dan menuju medan tempur .Puluhan Gajah, berjalan rapi , diiringan psukan kuda , polhut,, brimbo dan pasukan senso, manaalh berani kita melawan, hanya diam dan duduk terpaku.


Sayapun takjub pada saat itu, karena baru itulah saya melihat gajah asli, walau saya lahir dan besar lampung  manalah tahu kita bentuk gajah asli.3-4 bulan manalah beres menebangi pohon kopi, karena penyisisandari bawah, matang ribangan dan tepat di Lebuay , ada seoang ibu-ibu yang histeris, dia meminta diberi kesempatan bisa panen terakhir kali dan menempati rumah  atau dangau selesai panen.

Manalah punya keberanian pasukan brimbol , polhut memebrikan keputusan, yang ada mereka harus taat dan melaksanakan perintah, teriakan  makian sang ibu tidak ada yang peduli.

Gelap mata si Ibu seperti orang gila terus berteriak dan buka baju, gajahpun terdiam dan lunglai, menangislah gajah, dan akhirnya gajah mengalami kesedihan berkepanjangan dan akhirnya mati.
Peristiwa ini menjadi cerita tersendiri dan tetap dikenang sampai sekarang  


  

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »