Ahok, Kalijodo, Luar batang , Ibu Yusri dan PT Agung Podomoro land. antara sikecil dan sikaya


Kalau melihat kasus penangkapan Sanusi, disinilah persoalan terbesar bangsa ini,yaitu mental korupsi masih mendarah daging, tidak peduli dengan nasib rakyat, hukumpun dijual sesuai keinginan sang pengusaha dengan Menjual kebijakan perda tentang RWZP3K Provinsi DKI Jakarta untuk periode 2015-2035    

Tidak herann jadi anggota DPRD, DPR RI  menjadi incaran  banyak orang, mareka bisa  membuat aturan tentang Negara ini sesuai dengan pesanan dan kepentingan,


                                Sumber poto tribun 
              Sumber poto tribun 

Kasus PT agung Podomoro land sebuah raksasa property yg mempunyai nilai pasar hampir 8 triliun, menjadi pelajaran luar biasa untuk KPK, POLRI, dan siapapun yg masih mencintai republic, inilah fenomena gunung es yg hamper terjadi setiap daerah.

                                                         Pos kota

Banyak daerah dari Lampung, Riau Jambi, Bengkulu tanah Negara sudah dikavling oleh pengusaha-pengusaha raksasa, sementara rakyat Indonesia entah dari Jawa, dari mana-mana berkeliling cari tanah 1-2 hektare untuk buka perkebunan begitu sulit, yg ada selalu keluar bahasa Ahok dan pemimpin daerah lainnya “tanah Negara”.   Inilah IRoni sebuah Negara yang menyebut rakyatnya pencuri ketika memakai tanah Negara, sementara pengusaha dibuatkan karpet hijau atas nama  pembangunan dan investasi dan sang rakyat kecilpun hanya merdu pada saat kampanye.

Sudah pasti bagi pengusaha siapapun yang berkuasa harus didekati untuk melancarkan bisnis.  Apalagi bisnis property , bisnis yg banyak melibatkan istitusi pemerintah dalam perizinan, sudah barang tentu harus punya akses khusus terhadap kekuasaaan didaerah dan pusat .

Apalagi reklamasi pantai utara Jakarta yang masih menjadi kontraversi sampai sekarang, banyak pihak menentang, dari nelayan aktivis lingkungan hidup dan dari pemerintahan sendiri.   Menteri KLH belum mengeluarkan izin prinsip, menteri Susi juga sama, tapi hebatnya Ahok dan DPRD berani menantang itu semua, bahkan sang dirut bisa duduk satu meja dengan ahok. 

Ahok tidak membantah atau menentang reklamasi ini, bahkan hanya mangut-mangut pada saat diberi penjelasan oleh sang dirut dan staffnya  tidak ada kata kritik, yg ada percepatan., bahkan beliau  kelihatan antusias agar proyek reklamasi cepat dilaksanankan. 

Teman ahok pun hanya mangut-mangut, sepertinya semua yg ada dipikiran ahok sudah sangat benar tidak ada salahnya, pokoke ahok.

Karpet Hijau untuk pengusaha oleh pemda dan pejabat saya kira itu wajar, karena kita butuh investasi, kita butuh pembangunan  itu semua harus melibatkan pengusaha .  Disinilah letak persoalaanya, bisakah pejabat daerah, DPRD,  mempunyai akal yg bersih, niat yg tulus, bahwa segala sesuatunya untuk kepentingan Indonesia  (rakyat)  dalam jangka panjang, tidak hanya pada periode jabatannya.  

RWZP3K  dirubah  begitu mudahnya  jika pengusaha yg minta, rumah ahokkpun dulunya adalah tempat ruang terbuka , sekarang sudah menjadi perumahan sekali lagi karena pengusaha bekerjasama dengan pemerintah pada waktu, pastinya ahok tidak tahu pada waktu itu, lantas apakah dia akan mengulangi prilaku yg sama dengan pemerintahan terdahulu.

 Laut Jakarta sudah dikapling oleh puluhan perusahaan besar sejak dulu, tapi karena menjadi kontraversi mana lebih banyak manfaat atau mudarot ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan , maka proyek raksasa ini tersendat.   Reklamasi pantai pernah terjadi dijaman Pak Harto, dan ahok selalu berkelit hanya meneruskan kebijakan, tapi pemimpin yg baik harusnya bias memilah, mana yg baik teruskan yg buruk ya dihentikan.

Andai penduduk kalijodo atau luar batang orang-orang super kaya, barangkali mereka juga bisamemesan tata ruang sesuai yg mereka mau, atau bisa beraudiensi dan menjelaskan kepada ahok dan pemerintah DKI  dan pastinya perlakuan akan berbeda.  Tapi karena mereka hanya sekelas preman kecil, kalaupun kaya tidak bakalan puluhan milyar kok, jadi pengusuran bisa cepat dilakukan tanpa perlu mendengar keinginan dan permintaan penduduk kalijodo dan luar batang, protes dan demopun tidak dianggap kaerna tidak ada nilai ekonominya.  

                                     sumber poto kompas online     poto
Sudahlah orang susah , melanggar hokum habis deh, sementara sikaya bias membeli hukum inilah yg membedakan sikap dan karakter kebanyakan pemimpin kita saat ini.


kasus ini kasus besar, betapa mengerikan negeri ini yg sangat ramah dengan yg punya uang, bahkan UU, RTRW bias dipesan oleh sang kaya.  Sementara sirakyat kecil, Ibu Yusri nyamperin ahok mau konfirmasi, bukannya didengarkan , disuruh duduk eh malah dimaki, diteriaki maling lagi.  

Betul ada prestasi Ahok yg diajungi jempol, tapi tidak lantas tidak ada salahnya macam malaikat. Kita adalah manusia biasa, tempat salah, tapi harus mau dikoreksi, apalagi seorang pemimpin, belum mendengarkan secara seksama, sudah ngambek, mau jadi apa negeri ini.

Sementara untuk sang bos besar, sudah jadi tersangkapun, ahok dengan gagah berkata, proyek reklamasi akan tetap diteruskan.

Ahok sadarlah , semuanya ada batasnya, jangan terlalu, sesuatu yg berlebihan ngak enak loe. Berlebihan makan bias diabetes, kelebihan bicara  dan merasa benar sendiri juga ngak bagus.  Belajarlah jadi pemimpin yg santun tapi tegas.  Bukan hanya tegas kepada yg kecil dan lemah kepada yg besar loh.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »