Ahok, Golkar, Nasdem dan Hanura siapa yg diuntungkan ?.



                                               gambar:www.merdeka.com
AHok seperti terus tak kehabisan energy untuk terus menentang siapapun yang mencoba menghalanginya untuk menjadi DKI I.


Yusril, mantan menteri, ahli hokum,  diam-diam menyerah menghadapi ahok, GOlkar partai penguasa Orde baru, partai opurtunis dan pragmatis, cepat-cepat memberikan dukungan tanpa pamrih ke AHOK, yang penting partainya ada dibagian pendukung ahok dengan harapan orang  melupakan kasus sang ketua yang terlibat skandal prefort.

Hanura, partai Gurem yg mungkin pada periode yang akan datang akan kehabisan energy seperti PBB, sudah pasang badan duluan sebagai partai pendukung Ahok.

Sudah jelas Hanura akan menjadi partai yang akan dilupakan sejarah, apalagi semenjak Hary Tanoe,sumber dana dan sumber pencitraan di media grup Bakti Investama  sudah tidak mampu lagi di lakukan, karena Hary Tanoe sudah  Partai Perindo.

Nasdem, partai yang tadinya punya masa depan, ternyata bernasib apes karena sekjen dan ketua dewan Pakar OC kaligis mempunyai prilaku yg sama seperti partai Lain.

Membaca kasus-kasus partai-partai diatas, lantas siapa yg diuntungkan  AHOK atau partai pengusung?.  Secara politik Ahok secara pribadi sudah menaklukkan partai-partai tersebut, satu AHok, banyak membuat partai yang ada ikut pencitraan AHOK dengan harapan AHok terpilih setidaknya partai pendukung mendapat  pencitraan dengan mendukung AHOK.

Bagi ahok inilah pilihan sulit , independen walau suara sudah cukup takut dijegal di DPRD DKI untuk menjalankan programnya pada saat terpilih, jadi pilihan realistis memanpaatkan partai yg ada untuk dijadikan mitra pendukung pada saat berkuasa.

Kalau secara matematis, tanpa partai Ahok akan menang,  bahkan dengan tampil secara Indipidu, justur akan lebih menarik simpati, bukankah rakyat Indonesia sangat senang menolong yang terzalimi .
Bukankah kekalahan PDIP pada tahun 2004 juga karena SBY seperti menjadi korban dari  kesalahan ucap (almarhum) Taupik Kemas karena menyebur SBY seperti anak-anak.

Jokowi, tidak ganteng, tetapi rakyat menyukai kesederhanaan, kepolosan  dan membuktikan sang jenderal Prabowo juga tidak mampu mengalahkan Jokowi.

Jadi  saat ini partai pendukunglah yg diuntungkan oleh Ahok, bukan sebaliknya bila dilihat dari kepentingan partai-partai pendukung yg kian tengelam dan kejenuhan masyarakat atas prilaku para pemimpin partai yg hanya memikirikan uang, kekuasaan dalam jangka panjang.
                                            Poto : www.merdeka.com

Ahok sebuah keajaiban dalam politik, terlepas dengan kata-katanya yg kasar, tapi rakyat bosan dengan kesantunan  yang penuh kemunapikan, tapi saya kira tidak  ada salahnya bagi Ahok untuk berubah , bukankah ketegasan tidak selalu harus berkata tidak sopan, walau dari kacamata “jualan” ahok mampu menengelamkan para politisi dan partai hebat.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »