Jangan Abaikan Anak Sakit

Jam 5 sore reihan  (Anakku no 2)baru pulang sekolah, aku kurang memperhatikan dia sejak pulang, kupikir yah rutinitas dia, sore pulang, nonton tv, sambil nunggu saya keatas dan ngajak  sholat magrib berjamaah.

Eh bukannya nonton tv, malah diam aja didekatku, yah, mau kebubun (panggilan anak-anankku untuk ibunya) karena toko rame dan hujan kurang kutanggapi.  2  kali lebih dia bicara” yah mau kebubun”  .  Lagsung ku Tanya, “Mau ngapain kebubun kan bentar lagi pulang bubunya”.

“Yah gigiku sakit, tadi pagi ngak jadi periksanya, puskesmas pada penuh”.   Duh istriku, kucoba tlp tidak diangkat, begitu juga dengan adikku dan ocha  tidak ada yg angkat tlp.

Ngak lama kemudian, datang pebie dari cileunyi, langsung kutitipkan toko, kutinggal yg lagi servis langsung mencari dokter gigi dengan memakai motor konsumen yg ditinggal.

Sampai ke almasoem satu jalur, ditanya ada ngak dokter giginya”, dijawab” tunggu aja pak, katanya dokter mau datang”,  tapi belum pasti jam datangnya”.

Ah dari pada nunggu lama, ya kalau dokternya datang, kalau ngak kan nyebelin , langsung kutinggal dan mencari dokter lain.

Alhamdulillah, ternyata ada dokter gigi di apotek cileunyi.  Langsung daptar dan langsung diperiksa.
Dokternya bilang” pak dicabut aja ya, nih gigi sudah rapuh, dan ada gigi        yg mau tumbuh dan ketahan ama gigi yg dibawahnya, tanpa pikir panjang kuiyakan”.

 TIdak lama kemudian, 2 gigi kecabut, gigi ketiga baru deh lama, hamper 15 menit bu dokter gonta-ganti alat, sementara reihan pucat, antara menahan sakit dan gilu.    Sukurlah akhirnya tercabut juga.

Yang membuatku sedih, dari pagi reihan menahan sakit, eh ibunya, kurang tanggap, pada saat puskesmas penuh, dan byk tamu anak sampai terlupakn kalau lagi sakit.  Sayangnya reihan juga tidak ngomong denganku, kebayang deh anak kelas 4 sd nahan sakit gigi seharian tanpa ada tindakan, atau minum obat dan masih sekolah lagi.

Padahal saya perhatikan mukanya pucat, dan pas diajak kedokter reihan sudah tidak mau lagi masuk kebengkel sangking sakitnya.

Penting bagi kita sebagai orang tua, untuk mendengar keluhan anak, jangan sampai karena mereka sudah bicara satu dua kali, kita diamkan, karena takut, mereka diam, walau sesunguhnya mereka menahan sakit.  Jika terjadi apa-apa dengan buah kita duh menyesalnya.

Tinggalkan tamu, tinggalkan sejenak pekerjaan, bukankah kita bekerja untuk kebahagiaan keluarga.
Maapkan ayah dan bunda nak, semoga ini tidak terjadi lagi, kami sangat mencintaimu.   

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »